Senin, 11 Januari 2016

Jalan-jalan ke Seraya Timur sama anak lokal, Karangasem, Bali

Kali ini saya melakukan perjalanan ke Seraya Timur, dalam rangka, dalam rangka permintaan saya di 'iyain; sama SUBALI wakaka.. Emang adik kelas yang manut sama senior :D
Oke, pengenalan sedikit mengenai daerah Seraya Timur. Seraya Timur ada di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Soal Seraya Timur sebenernya daerah yang kurang di expose, maybe karena memang dari segi sumberdaya alam di darat sangat kurang, pertanian minim karena hanya beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh baik (salah satunya pohon lontar, ehem.. >ARAK<) dan peternakan juga cukup sulit, men padangnya sedikit apa pakai makan.. So, bagi orang-orang luar.. Seraya ini tidak akan menarik..

 = 
Tapi memang saya akui kekayaan lautnya melimpah sekali, panorama pesisirnya juga luar biasa.. Kekayaan laut itu juga yang menyebabkan masyarakat setempat dominan beraktifitas sebagai nelayan (sejak kecil) hingga sekarang punya anak lagi dan lagi jadi nelayan.. Bagi peneliti kelautan tempat ini asik karena biodiversitasnya tinggi.. Bagi wisatawan ini tempat mengheningkan cipta yang tepat.. bagi inverstor, ya segalanya adalah uang iya gak :p

Peta diatas kurang lebih daerah Seraya, Seraya Timur ada di bagian Timur (ya iyalah!) artinya ada di bagian pesisir berdekatan dengan pantai (Selat Lombok). Lihat garis kuning itu? Nah itu akses jalannya "Luar Biasah!". Jalan ini bukan jalan komersial yg lebarnya sampe 20 meter.. Cuma 7 meter kurang dan dua arah, jalannya naik-turun, hancur dan berputar seperti roller coster.. Rumah Subali (adik kelas, si anak lokal) sendiri ngga tau dimana posisinya (ga ada sinyal, gabisa akses koordinat). Tapi kalau kalian melihat ada pulau kecil sendiri itu, Gili Selang/Selang Lepas, di dekat sana kita berangkat bernelayan jadi tidak terlalu jauh dr rumah Subali. Tidurnya? Di rumah Subali laahh haha..



Ini namanya Bapak, Bapak Subali (haha :D). Tidak sopan kalau nanya namanya emang wartawan. Tapi baik kok, kalau ada orang bertamu di jamu sampai pingsan haha..

Kebetulan saat sampai di rumah subali malam hari sekitar jam 21.00 wita, ternyata perjalanan jauh dan mengerikan, suara-suara burung itu nyeremin di malam hari. Sesampai di rumah Subali, bercengkrama sebentar (2 jam) baru tidur.

Paginya jam 4 kita bangun untuk ikut Bapak Subali untuk bernelayan. Subali sendiri ikut sama temennya yang lain di Jukung yang lain. Selesai foto diatas saya tidak dapat buka kamera pocket saya lagi karena gelap dan lumayan deruan ombaknya. Tapi pengalaman yang tak ingat, ketika perjalanan ke tengah laut, perjalanan dengan angin darat dan mesin kapal, ada gesekan antara perahu dan air laut dan membuat kilatan-kilatan berkilau di air sambil di terangi cahaya rembulan dan sempat membuat bingung kenapa ada kilatan-kilatan begitu.. seperti kunang-kunang di bawah air. Ciusan, coba deh kalau ga percaya (?)


Nah ini yang tak maksud keindahan Seraya, ASIK SEKALII LAUTNYAA, dan orang-orang disana biasa aja haha.. ya maklum orang kota kalau liat ginian lebih exited dari pada yg memang lokalan. Selama di perahu pengalaman, muntah sukses hanya 2x.. dikasi permen sama Bapak Subali (gula batu) trus tiduran diatas jukung, ga peduli asa, mau nyeplung kek atau dikejar hiu, udah lemes mau apa, tidor dolooo deehh :D

Tapi ngga lama kok tidur, sudah seger, lalu bangun liat matahari terbit.. dan kebeneran saya baru inget kalau sedang ada di Selat Lombok, jadi Pulau Lombok kelihatan dan Gunung Rinjani disana sambil disinari matahari terbit, bagus BANGETSS!! Matahari+Gunung+Laut.. Cuman tidak dapat foto jadi kalian ga dapet liat,, ciann

Satu lagi hal yang unik, di rumah Subali kan ndak dapet sinyal tuhh, artinya di darat Seraya memang pemancar sinyal untuk handphone memang kurang.. Tapi eh di laut sinyal penuh.. Masa sekalinya sinyal penuh, penuhnya di Selat Lombok!



Nah ini setelah agak terangan, bisa foto sedikit aktivitas nelayan disana, dan memang ramai sekali.. Diatas contohnya nelayan muda luar biasa yang telah megarungi Selat Lombok selama 4 jam sambil menahan BAB di pagi hari.. Luar Biasa


Ternyata memang tidak hanya nelayan dari site tempat kita turun saja semua nelayan ini berasal, ada desa sebelah juga yang ikut turun.. Tiap-tiap Jukung punya layar dengan warnanya yang menciri khas kan mereka.. Liat aja asik kali warna-warninya..:)


Nah ini yang ada di peta diatas.. Ini namanya Gili Selang dan kalau orang lokal bilang ini Selang Lepas.. Pulau Selang yang terlepas dari pulaunya,, gituu..

Ini saat menepi selesai bernelayan, kebetulan hasil penangkapan hari ini adalah 3 ekor ikan. setelah menurunkan kurang lebih 150meter jaring dan hanya dapat 3 ekor saja.. Sehingga untuk pulang kita berhemat bbm dengan pulang pakai angin laut.. Jadi nelayan itu sebenarnya seperti berjudi..

Judul: Pantat yang "kekar"

Ini anak lokalan, suka bercanda apa lagi sama orang baru seperti saya..



Judul: Ape Lu!

Perjalanan kembali ke rumah, akses jalan memang ada di tebing, kiri jurang - kanan gunung. Agak bahaya sih tapi aman kok, jangan aja mabuk sama jalannya yang kelak-kelok.. Kalau mau ke pantai tadi bisa turun lewat jalan yang ada di sisi kiri foto di gambar yang banyak ada motor ini.. disana orang biasa taruk motor trus jalan kebawah ke pantainya..


Dari atas baru bisa diliat tempat tadi kita berkumpul, yang putih-putih itu, jukung semua, haha =D
banyakan jukungnya daripada pohonnya xD


Tempat nongkrong anak muda, tanpa wifi beratap langit, mmm


Kondisi jalan di Seraya, perpaduan aspal-batu-tanah kering, mungkin bisa menggambarkan beginilah daratan di Seraya Timur


Ini namanya pohon Lontar, apa gunanya?? hayoo haha xox


Ini nebeng makan di rumah orang, makanannya khas, tapi enak breeeyyy

Disini, kalau kata Subali anak-anak itu dikasi pilihan untuk mau hidup bagaimana.. Singkatnya, pilih sekolah atau nge-arak.. Kalau ingin nge-arak banyak temen-temen yang bisa diajak, tapi Subali milih untuk sekolah dan menyatakan bertekad untuk bangun potensi daerahnya.. Dan dia bilangnya ke saya, ya bisa apa saya wkwkwk..

Tapi kagum

Selesai itu kita mandi (mandi pun nampung air hujan dulu), berpakaian, dikasi bekel pulang sama Ibu Subali yaitu Pop Corn, seriusan, mereka biasa makan pop corn sebagai camilan sehari-hari dikasi masako, kita kalau baru ke bioskop baru makan pop corn haha..
Selesai itu, baru kita pulang dan baru kita bisa lihat pemandangan yang wah, jalannya juga yang wah,  jalannya naik turun, abis jalan naik bisa langsung belokan gila mana keliatan,, tapii (y) mntapp


Disini bisa ketahuan siapa yg SIM C nya nombok haha

OKE!


Terimkasih buat Subali atas antusiasnya mengajak saya ke rumah nya di"Seraya Timur". Luar bisa kaya dirimu sesungguhnya (quote bijak). Tetap jaga keinginanmu untuk bangun daerah sendiri demi orang tua dan saudara.. Astungkara keinginan baik Subali tercapai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar