Rabu, 20 Januari 2016

Jalan-jalan ke Kawah Ijen Banyuwangi

Haloo... Kali ini saya dan beberapa kawan-kawan saya akan menceritakan sedikit petualangan kami ke Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Banyuwangi. Tidak seperti namanya, Kawah Ijen bukanlah kawah yang penuh dengan biji wijen (?) Melainkan api.. dan warnanya biru.. Ini yang menarik haha (y)

Tetoott...



Criinngg!!!


Perjalanan ini diawali dengan >>Berdoa<< tentu saja haha.. Awalnya kita sudah prepare H-1 (pasti sudah biasa prepare H-1 kaann) dan untuk masalah kendaraan kita sepakat menggunakan mobil sewaan untuk transportasi utama.. Mobil ini mungkin kendala besar mengingat mobil dari jasa Rent Car tidak bisa digunakan melewati batas daerah, jadi sewa di Bali hanya bisa di gunakan di Bali. Singkat cerita kita dapat mobil untuk keluar batas daerah dengan aman.

Seperti yang teman-teman lihat di gambar disamping adalah rute perjalanan dari Bali menuju Banyuwangi tepatnya Kawah Ijen. Dan rute ini juga sudah saya kalibrasi (cieh kalibrasi) maksudnya sudah saya pastikan bahwa ini tepat menuju Kawah Ijen, Thanks Mbah Google!! 

Seharusnya kita berangkat jam 9.00 wita dari Denpasar tetepi karena ngaret kita baru berangkat jam 10.30 wita.. Nah ini perlu di catat. Perjalanan tidak selalu tepat dengan perkiraan tetapi ini mungkin diluar perkiraan

Baru sampai di Pelabuhan Gilimanuk sekitar jam 14.00 wita dan nyebrang perlu waktu 1 jam (harusnya cukup 15 menit, kapal ngaret memang). dan kita sampai di Pelabuhan Ketapang sekitar jam 15.00 wita atau 14.00 wib. Voila kita lebih muda 1 jam!

Tiket pergi Rp 141.000 untuk golongan IV A

Wajah ejakulasi dini

Personil kita hari ini, kita ada lima ekor dengan persentase betina dan jantan 1 : 4

  

Si kakek lagi gerah sambil garuk-garuk kepala



Setelah sampai di Pelabuhan Ketapang, intruksi pertama yang kita lakukan adalah "MAKAN". Kebutuhan primer broh hahah.. Tapi memang tak sarankan kalau mau pergi gitu keluar pulau, carilah kota dulu, beradaptasi sedikit, baru lanjut ke daerah pelosok mencari tempat wisata yang kita inginkan.

Disini juga kita bungkus makanan untuk persediaan di Kawah Ijen sana. Karena sudah pasti harga makanan di kwah ijen sana untuk mie goreng akan sama dengan harga capcay di kota. Jadi, berhemat-hematlah.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 dan makan bungkusan sudah siap, perut juga sudah beres, baru kita mencari jalan ke Kawah Ijen. 

Tapi Jangan Lupa, mobil juga perlu makan!




Oh ya, perkenalkan!
Ini adalah Satya, anaknya memang setia, bahkan dengan statusnya yg jomblo dia masih setia

Kalau yang ini Adit Ramoz, biasa di panggil Amos biar imut, sudah berpengalaman mengenadarai truk tronton Jawa-Bali dengan tangan terikat


Yang perempuan biasa kita panggil Gek Ucca, dia salah satu wanita yang otaknya telah di BrainWash oleh Nanda (pacarnya). Kita lebih suka menyebut mereka bapak dan anak atau kumpi dan cucu dibandingkan orang berpacaran. 

Sebenarnya di balik ini kita punya misi rahasia, ketika sampai di puncak kita akan jorokin Ananda ini ke Kawah dan kita bawa pulang Gek Ucca untuk di sterilkan kembali pikirannya. Doakan kami yaa..

Ini dia yang kita tunggu-tunggu, anak yang bukan siapa-siapa, "Si Tampan Dari Gua Belerang", Bapak Agung Dhananjaya~

Full team.. Happy Eat! (Selamat Makan)

Sesuai dengan arahan peta memang tidak terlalu sulit menemukan bumi perkemahan kawah ijen, hanya satu jalan utama dari daerah Licin terus ke arah utara. Kebetulan sekali hujan selama perjalanan jadi kita lebih bersyukur menggunakan mobil sebagai alat transportasi.

Singkat cerita kita bangun tenda di bumi perkemahan wisata kawah ijen. Berkenalan dengan beberapa orang disana sembari mencari minuman hangat. Beberapa data-data penting yang kita dapat seperti harga sewa toilet Rp. 2000 (penting ya?), sewa masker anti bau belerang 25rb di kantor, sewa senter 10rb, tiket mendaki 7500 per orang, tiket parkir mobil 10rb. Tambah lagi, silahkan charge hape anda di warung terdekat, berbicara saja yang sopan dan friendly dengan pemilik warung pasti akan di sambut hangat dan diperbolehkan.

Selesai bersih-bersih dan makan kita tidur sekitar jam 20.00 wib untuk bangun lagi sekitar jam 01.00 ketika jalur pendakian baru mulai dibuka. Memang tepat jam segitu melakukan pendakian mengingat Blue Fire yang di pertontonkan lebih terlihat di kondisi gelap. Jadi kita harus buru-buru mendaki!

Bereskan tenda dan masukkan kedalam mobil

Nyiapin tisu magic, eh tidu basah :p

Kakek tersenyum, pertanda buruk




READY FOR A JOURNEY!!!




5 MENIT KEMUDIAN!!!
haha (xD)


Tapi bagaimanapun tetap semangat ya Sat! :D Peace


 
Nah ini posko yang dibangun di pertengahan pendakian, biasa digunakan untuk beristirahat

Sebagaimana yang orang lokal katakan dan juga yang saya rasakan, jalur pendakian memang rapi sekali dan tanah pijakannya kuat, lain sekali dengan yang di Gunung Batur atau Gunung Agung yang tidak rata dan berpasir. Secara singkat: naik 2 km - datar 1 km - turun kawah 800 m

Bapak penambang belerang, mikul beban berat, naik dari dasar kawah menuju puncak kemudian jalan ke pos pengepulan. Kerjaan berat neee...

Rute turun kawah, cukup berantakan sehingga renta kecelakaan

Jurus menusuk lubang pantat! Jurus turun-temurun dari perguruan menahan buang air besar di pagi hari

Melihat 'Blue Fire' dari kejauhan

Kebetulan selama perjalanan turun menuju kawah, teman kami, Satya, cedera sehingga perlu di tinggal dan diasingkan sendiri di pertengahan jalan. Beliau hanya mengamati saya dan adit yang sedang turun kawah dengan semangat demi foto profile BBM yang baru.
Selamat tinggal Satya..

Nah itu Blue Fire, memang sih ukurannya diluar ekspektasi, tapi jelas kita tidak mengharapkan api itu jadi lebih besar haha. Cukup segini saja :D

Ini cara penambang mengambil belerang. Belerang cair mengalir melalui pipa dan jatuh di dalam drum. Setelah kering dan cukup keras, penambang ambil linggis trus di bacok-bacok kepala temennya.. Eh belerangnya haha.. Belerang di ambil lalu di kumpulkan di keranjang untuk kemudian diangkut

Btw, penambang terbiasa tidak menggunakan masker anti badai belerang sebagai alat bantu kerja. Cuma boots, headlamp, linggis dan sarung

Ini contoh belerang padatnya. Katanya bagus pake sabun mandi (?)

Ini danaunya, tidak terlalu kelihatan, tidak diijinkan mendekat

Nanda dan Gek Ucca menyusul kita ke dasar kawah, mantap!

Seiring kita berfotoan, hari menjadi terang dan baru terlihat seluruh medan yang kita sudah tempuh. Setelah puas berfotoan di sekitaran dasar kawah. Kita kembali, jemput Satya yang pastinya sedang sendiri :v

Ini penambang, eh bukan haha Sat sat akhirnya kita menemukanmu.. Oh ya menyambung lagi dengan kegiatan penambang yang naik turun kawah mungkin lebih terlihat skrg rute perjalanannya. Bergerak di rute ini saja sudah sulit karena sempit, ditambah bawa beban, rute yang menanjak dan menurun, blom lagi wisatawan menghalangi jalur perjalanan.. kacian kacian~


SESI FOTO GANTENG!!!

 

 

 

Haha bolelaaahh berfoto ria.. Sekalian juga kita menuliskan sedikit harapan kita di tahun 2016 ini
IK 1 FKP cepat wisuda yaaaa :D

Selesai dari sesi foto-foto yang luar biasa penting itu, kita kembali ke bumi perkemahan. Hari memang sudah terang dan dari perjalanan kembali inilah terlihat memang keindahan alam di Kawasan Wisata Kawah Ijen, bagus sekali memang disini. Kita sedang mendaki gunung, eh ketemu gunung-gunung lainnya di seberang sana. Mantap pokoknya!


Okay! Untuk penutup. Perkenalkan saya Dhanan Corbuzer selaku pembawa acara Blog Hitam-Putih kali ini. Kami seluruh crew mengucapkan terimakasih karena anda menyempatkan sebagian hidup anda tertawa bersama kami. Untuk penutup izinkan saya berpantun. 
Dua ditambah satu adalah tiga
Cowok ganteng pakai buff boleh juga!

Senin, 11 Januari 2016

Diving di Ship Wreck Tulamben, Bali


Haloo, kali ini adalah pengalaman saya sewaktu melakukan kegiatan diving atau selam di Tulamben, Bali. Tulamben biasa dikenal karena site keindahan bawah airnya yang luar biasa. Kalau ngomong soal Tulamben pasti ngomongin soal kapal karam di bawahnya (US Liberty).

Nah, kali ini pengalaman disana dapet diving gratisan sama Bapak Suastika. Dive Guide lokal sana yang baik bangetss haha.. Awal kenal karena ada kegiatan PKL dari kampus yang mengharuskan saya jalan-jalan ke Karangasem. Dan voila! Diving Gratis wakaka!

Btw, kenapa bahagia banget dpt diving gratis? Biasa harga sewa alat diving itu sekitar 200-250rb, kadang belum termasuk tabung oksigen seharga 40rb-an untuk 100pi.. Jadi lumayan kaaan..


Gambar disamping sewaktu briefing awal, yang kiri adalah Bapak Suastika. Yang kanan adalah si anak yang minta gratisan. hihi..


Btw, kita dari kelompok gratisan datang ber-4.. Ada saya, Marco (jakarta), Melly (jakarta), Mba Ayu (semarang). Semua ini adalah temen-temen dari Reef Check Indoesia. Kita memulai diving sore hari jam 3an gitu dari rumah pak suastika nyebrang jalan udah di pantai.





Ini tim pertama yang turun dive, ada Mba Ayu dan Melly, mereka dive kurang lebih sampai kedalaman 10-15 meter di sekitar Ship Wreck. Yang keren itu mereka dapet ngeliat Terumbu Karang besar di belakang itu (Sponge). Jadi ganteng dikit, Cekrek! :D


Selesai para wanita diving, giliran kamilah para lelaki yang turun =D
Ini tim kedua dengan personil dua orang juga, saya dan Marco.. Kebetulan Marco baru pertama kali diving dan agak grogi untuk masalah tekanan air jadi divenya hanya berkutat di kedalaman 5 meter kurang.. 

Sebenarnya saya KEPO dengan Ship Wreck ini (kapal karam brohh!!) apa je isi di dalam kapalnya, cek-cek ada harta karun kan lumayan ya haha.. Tapi ya kita sopan dengan Pak Suastika, beliau sudah kesulitan dengan kondisi marco sehingga saya juga ikut menemani beliau untuk menemani Marco dan jalan-jalan tidak terlalu jauh dari beliau..































Tapi cuma sampe kedalaman 7-8 meter aja diving sudah luar biasah pemandangannya =D 
Segini aja sudah bersyukur (y).. Ini foto favorit saya!





Nah ini salah satu foto ter-favorit ku dan Marco.. Foto diambil alami tanpa editan dan bisa dibilang "pas moment"


Sewaktu ikan senang dengan aku

Dan ini sewaktu ikan sudah gigitin jari tangan ku

Pose! Jadi ini sekian untuk gratisan saya dengan Pak Suastika, tapi masih bersambung bray.. Karena tidak sekali saja saya berkesempatan jalan-jalan ke Tulamben.. Lanjut!




Nah ini moment saat saya dan beberapa anak magang dan diver profesional bergabung jadi satu. Kali ini salah satu moment pada tanggal 17 Agustus 2015 ketika kita akan melakukan pengibaran bendera merah-putih di bawah laut. Bukan kita sih :D hanya diver profesional dan kaum difable..

Siapa kaum divabel? 
Kaum difable adalah sebutan untuk saudara kita yang memiliki keterbatasan gerak dari bagian pinggang ke bawah.
Cuma kali ini mereka melewati keterbatasan mereka untuk turun diving demi mengikuti upacara bendera 17 Agustus di bawah air.. Tentunya temen-temen difable sudah paham cara diving yang baik dan benar (y)

Acara kali ini di motori oleh BIDP dan mengajak massa dari luar untuk membantu dalam proses penyelaman. Baik itu dari alat, transit peserta upacara (kaum difable), hingga diver profesional.


Ini namanya mba Angel, dalah satu peserta dalam pengibaran bendera bawah air (y)


Ini bapak mangku, bos dive guide di Tulamben, suaranya berat dan gagah haha. Pak Suastika itu tangan kanannya bapak ini. Beliau kali ini sedang briefing terakhir sebelum kegiatan di eksekusi.

Kalau yang ini bos BIDP, diver professional juga dan sedang siap-siap melakukan penyelaman

Nah yang ini ni, bapak-bapak si pembawa camera 360 derajat.. Kalau di acara ini tukang bawa kamera bebas mengambil sudut darimana saja asal tidak mengganggu jalannya pengibaran bendera..


Dua foto diatas menunjukkan proses transit si peserta upacara (difabel) ke laut.. Karena tidak mungkin kita paksakan si peserta menggunakan sendiri alatnya dan nyebur sendiri di laut yang berombak. Sehingga, perlu kita gendong dan bawa ke laut menuju diver profesional yang sudah menunggu disana..


Persiapan bendera oleh diver profesional

Teman-teman kaum difable


Pada akhirnya bendera di kibarkan dan menyanyikan lagu indonesia raya dimulai :D
(Blubub blubub raya! Merdeka! Belubub-blubub!)


Setelah usai kegiatan pengibaran bendera, kita pada pemuda (orang yang tidak ikut di dalam upacara tadi:D) akhirnya diberikan kesempatan untuk diving. Fun Dive istilahnya..

dan ditemani Pak Suastika lagi heheh..








Cuman nda enaknya mungkin adalah airnya yang sudah keruh, visibility agak berkurang karena pasirnya naik jadi kurang indah gitu..

Tapi nda apa asik juga sih haha..



Ini Buddy saya selama dive kali ini, Moli panggilan akrabnya.. Buddy dibutuhkan sebagai hewan peliharaan ..

Bukan-bukan.. Haha =D buddy itu sebagai kawan dalam penyelaman, biar kita ga ilang aja :D

Mumpung 17 Agustus kan momen yang tepat untuk berpotrek dengan bendera.. Saya fotoan pakai topi aja hehe.. Damn i love Indonesia! 


Wawaw jadi mungkin segitu saja pengalaman yang bisa saya bagi saat berjalan-jalan ke Tulamben ;) Mungkin teman-teman ada yang berkeinginan ke Tulamben ya silahkan coba wisata bawah airnya. Bisa snorkling bisa diving sambil ngeliat kapal karam.. Wohh mntap (y)